SatuNet.co,Depok – Cita-cita besar mewujudkan generasi emas Kota Depok, terdapat ketangguhan perempuan yang menjalani peran ganda dalam sunyi.
Mereka adalah para ibu yang setiap hari mengasuh, mendidik, bekerja, dan bertahan di tengah keterbatasan demi masa depan anak-anaknya.
Momentum Hari Ibu menjadi ruang refleksi sekaligus penguatan makna perjuangan tersebut, sebagaimana disuarakan Anggota DPRD Kota Depok dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hj. Qonita Lutfiyah, menegaskan bahwa perempuan adalah fondasi utama pembangunan manusia dan penentu arah masa depan kota.
Hj. Qonita Lutfiyah menyampaikan bahwa Hari Ibu seharusnya tidak dimaknai sebatas perayaan seremonial, melainkan sebagai pengingat kolektif atas jasa besar seorang ibu dan ayah dalam membentuk karakter, nilai moral, serta daya juang generasi penerus.
Menurutnya Qonita , setiap capaian individu baik dalam pendidikan, karier, maupun kontribusi sosial berakar dari peran keluarga, khususnya ibu, yang konsisten mendampingi anak sejak usia dini.
“Sejauh apa pun kita melangkah dan setinggi apa pun posisi yang kita capai, tidak pernah terlepas dari doa, pengorbanan, dan kasih sayang seorang ibu.
Dari sanalah fondasi generasi masa depan kota ini dibangun,” ujarnya saat diwawancarai di ruangan kantornya, BK DPRD Depok Jumat (19/12/2025).
Qonita menekankan bahwa tanggung jawab seorang ibu tidak hanya bersifat domestik, tetapi juga strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia unggul.
Ibu berperan sebagai pendidik pertama yang menanamkan nilai disiplin, empati, dan ketahanan mental pada anak. Nilai-nilai tersebut, menjadi modal utama dalam mencetak generasi emas yang berdaya saing dan berkarakter.
Masih Kata Qonita, di tengah perkembangan zaman, Hj. Qonita Lutfiyah juga menyoroti tantangan perempuan yang semakin kompleks.
Banyak ibu di Kota Depok yang harus menjalani peran ganda, baik sebagai istri maupun sebagai pekerja, bahkan tidak sedikit yang menjadi tulang punggung keluarga akibat perceraian atau kehilangan pasangan.
Kondisi ini menuntut kehadiran negara dan pemerintah daerah melalui kebijakan yang adil, adaptif, dan berpihak pada perempuan.
“Di Depok, jumlah perempuan kepala keluarga cukup signifikan. Mereka bukan hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga memastikan anak-anaknya tetap mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang layak. Pemerintah tidak boleh abai terhadap realitas ini,” tegasnya.
Sebagai legislator PPP, Hj. Qonita Lutfiyah menyatakan DPRD Kota Depok memiliki tanggung jawab moral dan politik untuk mengawal kebijakan pemberdayaan perempuan.
Qonita menyebutkan bahwa berbagai ruang dan program bagi perempuan kepala keluarga telah tersedia, namun perlu terus diperkuat dari sisi anggaran, pendampingan, serta ketepatan sasaran.
Qonita juga menyinggung program “Ibu Asuh” yang digagas Pemerintah Kota Depok sebagai salah satu bentuk konkret keberpihakan terhadap perempuan dan anak. Program tersebut dinilai perlu terus dikawal agar implementasinya benar-benar menyentuh ibu-ibu yang membutuhkan, sekaligus berdampak langsung pada peningkatan kualitas hidup keluarga.
“Program yang baik harus dijaga keberlanjutannya. Tidak cukup hanya sekedar wacana, tetapi harus dirasakan langsung oleh para ibu yang selama ini berjuang dalam keterbatasan,” katanya.
Qonita turut menekankan pentingnya penguatan ekonomi keluarga melalui pemberdayaan perempuan, khususnya pelaku UMKM. Menurutnya, banyak ibu di Kota Depok yang memiliki potensi usaha, namun masih terkendala akses permodalan, pelatihan, dan pemasaran.
Dukungan kebijakan yang terintegrasi dinilai mampu mendorong kemandirian ekonomi perempuan sekaligus memperkuat ketahanan keluarga.
Qonita mengajak perempuan untuk tetap menjaga semangat, optimisme, dan kepercayaan diri, apa pun peran dan kondisi yang dijalani.
Qonita meyakini bahwa setiap perempuan yang diberi amanah menjadi ibu atau kepala keluarga adalah sosok yang kuat dan mampu bertahan menghadapi ujian hidup.
“Ketika seorang ibu harus memikul tanggung jawab yang berat, itu berarti Tuhan sedang mempercayainya sebagai pribadi yang tangguh. Di balik kelelahan, ada kekuatan besar yang sedang membentuk masa depan anak-anak dan kota ini,” tuturnya.
Qonita berharap lahir kesadaran bersama bahwa pembangunan kota tidak hanya diukur dari infrastruktur, tetapi juga dari kualitas manusia yang dibangun sejak dalam keluarga.
Qonita mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk terus menghadirkan kebijakan yang ramah perempuan dan anak sebagai investasi jangka panjang menuju terwujudnya generasi emas Kota Depok.
Qonita menilai, selama perempuan diberi ruang, dukungan, dan perlindungan yang memadai, Kota Depok akan memiliki fondasi sosial yang kuat untuk melangkah menuju masa depan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.tutupnya.



