Jakarta, Halaman.co.id – Untuk memastikan efektifitas dan dampak pelaksanan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dilaksanakan, PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat (UIT JBB) melakukan pengukuran Social Return on Investment (SROI) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
SROI dibutuhkan sebagai pengukuran yang efektif dan dapat dimengerti oleh semua orang mengenai dampak, pengembalian, manfaat atau nilai dalam lingkungan masyarakat atas pelaksanaan program TJSL. Sedangkan IKM merupakan salah satu tolok ukur untuk menggambarkan persepsi penerima bantuan terhadap pelaksanaan program TJSL yang dilaksanakan oleh PLN UIT JBB.
Bekerja sama dengan Purupiru sebagai pihak independen untuk melakukan penilaian dampak melalui pengukuran SROI dan IKM pada rentang waktu Agustus s.d Oktober 2022.
“Diharapkan, penunjukan kepada pihak independen dapat memberikan hasil yang objektif atas penilaian oleh masyarakat terhadap program TJSL yang telah dilakukan oleh PLN UIT JBB”, jelas Istiyadi selaku Senior Manager Keuangan Komunikasi dan Umum.
Pengukuran SROI dan IKM kali ini dilakukan empat program prioritas yang di yang diusung pada tahun 2022 yaitu terdiri dari program prioritas creating shared value, pendidikan, pengembangan UMK dan lingkungan.
Program-program TJSL yang termasuk dalam program prioritas dan dilakukan pengukuran dampak program melalui SROI dan IKM diantaranya, Program Bantuan UMK Berbasis Pesantren Budidaya Kopi Hulu-Hilir Pesantren Banu AL-Qomar, BCO Classroom (Sekolah Para Praktisi) Mind Programming Excellent Life, Program bantuan Gerobak Listrik (Gelis) untuk pengangkutan limbah minyak jelantah rumah tangga dan industri ke lokasi pengolahan pada dompet sampah, dan Bantuan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui penyediaan air bersih dan sarana mck untuk 10 rumah tangga tidak mampu.
“Pengukuran dampak program TJSL ini merupakan salah satu rangkaian proses program CSR yang dijalankan oleh perusahaan,” jelas Istiyadi Kamis (29/12/2022).
Dari pengukuran ini, perusahaan ingin melihat persepsi anggota kelompok terhadap program yang dijalankan juga proses pendampingan yang dilakukan perusahaan.
Istiyadi juga mengatakan bahwa pengukuran ini tidak hanya mengukur dampak program itu sendiri, namun juga bagaimana perusahaan menjalankan program tersebut sebagai sebuah investasi sosial, ekonomi dan juga lingkungan bukan sekedar kegiatan yang bersifat sementara untuk menunjukan tanggung jawab saja.
“SROI dan IKM merupakan salah satu bentuk evaluasi perusahaan untuk melihat seberapa baik program itu dijalankan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan apa-apa saja tindakan perbaikan yang perlu dilakukan,”).
Pada kesempatan yang sama, Sam August selaku perwakilan dari Purupiru sebagai lembaga independen yang melakukan pengukuran mengungkapkan bahwa hasil pelaksanaan dampak program TJSL telah mendapatkan nilai indeks kepuasan yang positif.
“Penilaian SROI yang kami lakukan menggunakan rumus perbandinganan present of value dengan value of input, artinya setiap investasi yang dikeluarkan oleh PLN menghasilkan outcome berapa dilihat dari ketiga aspek yakni ekonomi, sosial dan lingkungan.” jelas Sam.
Melalui pelaksanaan SROI dan IKM ini, PLN bersama seluruh mitra binaan dapat melakukan evaluasi untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan sehingga dapat memberikan manfaat bagi penerima dan menghasilkan dampak yang signifikan bagi PLN.