Begini cara promag edukasi penyakit maag kepada generasi muda

Jurnal penelitian dan para ahli di bidang kesehatan menyatakan puasa memberikan dampak positif tidak tidak hanya bagi fisik, namun juga bagi kesehatan mental.

Sebagai ibadah yang wajib dilakukan bagi kaum muslimin, puasa secara medis, puasa diyakini memiliki banyak manfaat.

Salah satu manfaat kesehatan berpuasa yakni dapat menurunkan berat badan, dan meningkatkan metabolisme tubuh. Lalu bagaimana dengan mereka yang mengalami masalah pencernaan seperti sakit maag?

Menurut hasil survei yang dirilis oleh Neurosensum, insiden penyakit maag meningkat sebesar 14 persen dalam satu tahun terakhir, dengan faktor penyebab penyakit maag terbanyak adalah makan tidak teratur, makan makanan tidak sehat (berminyak, berlemak,dan pedas), konsumsi kopi berlebih, hingga penyebab lain secara emosional (gangguan kecemasan/stress/depresi).

Insiden penyakit maag ini meningkat drastis dari 22 persen ke 36 persen di kategori usia 17- 24 tahun, yaitu kalangan mahasiswa dan first jobber.

Melihat fenomena ini, anak usaha PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) yaitu Kalbe Consumer Health melalui brand Promag, market leader di kategori obat sakit maag yang sudah hadir di Indonesia lebih dari 50 tahun dan dipercaya dari generasi ke generasi, merasa terpanggil untuk berkontribusi dengan memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, Gen-Z.

Promag mengadakan edukasi tentang penyakit maag di kampus-kampus di lima kota besar di tanah air yakni Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Lampung, dan Makassar dengan menggelar kegiatan ngabuburit talkshow dan tausiyah.

“Kami ingin memberikan informasi sekaligus mengedukasi kalangan Gen-Z tentang gejala sakit maag, serta bagaimana pencegahan dan pengobatannya, sehingga mereka dapat menjalani ibadah puasa dengan nyaman, khusyuk dan Tanpa Dramaag,” kata General Manager Marketing Kalbe Consumer Health Irwan Wijaya di Gelaran Perdana “Ngabuburit dan Tausiyah Ramadan Tanpa Dramaag” di Aula Bung Hatta, Universitas Negeri Jakarta, Kamis.

Di event “Gerakan Ramadan Tanpa Dramaag” ini Promag menghadirkan talkshow interaktif yang diikuti langsung oleh sekitar1.000 mahasiswa. Talkshow dengan turut menghadirkan pembicara dari berbagai sumber, di antaranya dokter, penceramah, key opinion leader (kol)KOL dan perwakilan Kalbe atau brand Promag.

Dokter spesialis gastro menyampaikan informasi terkait masalah lambung yang dapat berpengaruh pada tingkat emosi seseorang hingga menyebabkan ibadahnya terganggu dan tidak dapat menjalankannya dengan optimal.

Ada pula tausiyah jelang berbuka puasa oleh ustadz yang populer di kalangan Gen-Z seperti Habib Husein Ja’far Al Hadar, Ustadz Hanan Attaki, dan Ustadz Hilman Fauzi.

Ceramah dan siraman rohani dari para ustadz diharapkan dapat meningkatkan keimanan, memberikan ketenangan, menambah wawasan dan pengetahuan, serta mendatangkan kebaikan.

Para mahasiswa di kampus tempat acara berlangsung juga dapat mencoba dan merasakan pengalaman menggunakan maag meter, sebuah online tools untuk mendetekasi kesehatan lambung, serta berbagai games seru dan kegiatan menarik lainnya di booth Promag sampai dengan berbuka puasa bersama.

Tidak hanya dilakukan terhenti di 5 kota besar, program edukasi Promag di tahun 2024 yang dimulai pada bulan Ramadan ini akan berlanjut ke lebih banyak kampus dan menjangkau lebih banyak anak muda.

Edukasi juga dilakukan secara online dengan cara baru yang lebih fun dan relevant dengan anak muda, yaitu melalui channel digitaldan platform Spotify, #1 Music Streaming Platform di Indonesia.

Melalui platform ini, dengan membuat Playlist dan Podcast Tanpa Dramaag dibuat untuk sebagaisarana edukasi dan menemani masyarakat Indonesia menjalankan puasa nyaman Tanpa Dramaag.

Dengan strategi ini ini, Promag optimis dapat mengedukasi lebih dari 6 juta orang di Indonesia dan mengajak turut serta dengan search dan follow Channel Promag di Spotify.

Spotify dipilih karena dapat menjangkau hingga lebih dari 30 juta pendengar di Indonesia dengan rata-rata waktu yang diluangkan untuk mendengarkan mencapai hingga 3 jam setiap harinya.

Selain dari segi jumlah pendengar, hampir 80 persen generasi milenial menilai bahwa media audio digunakan untuk menurunkan level stress mereka sehari-hari, serta 70 persen dari Gen-Z mengaku platform audio dapat membantu mengurangi rasa kesepian mereka.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *