Untuk Menghindari Tahun Baru Dengan Tradisi Pesta Petasan dan Kembang Api

Rudi Irwanto

SatuNet.co,Depok – Malam pergantian tahun di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia, diwarnai tradisi pesta petasan dan kembang api.

Di berbagai daerah di Indonesia, warga berpenghasilan pas-pasan rela merogoh kocek dalam-dalam guna menyalakan petasan dan kembang api.

Tak hanya pemborosan, kebiasaan semalaman ini kerap memicu kecelakaan bagi warga sendiri –khususnya saat menyalakan petasan.

Tak hendak larut tradisi tersebut, Yayasan Rumah Berkah Nusantara mengajak masyarakat menyongsong tahun 2026 dengan cara lain.

Berkolaborasi dengan Majelis Zikir Az-Zikra dan Masjid Agung At-Tin, Rumah Berkah akan menggelar “Indonesia Berzikir”, kegiatan muhasabah dan doa bersama.

Berlangsung selama dua hari, 30-31 Desember 2025, lokasi kegiatan pergelaran di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

Ketua Panitia Pelaksana Indonesia Berzikir Ust. H. Syahruddin El Fikri, menjelaskan bahwa Indonesia Berzikir merupakan puncak rangkaian kegiatan sosial, edukatif, dan spiritual yang digelar selama dua hari.

“Ada khitanan massal untuk anak yatim dan dhuafa, santunan yatim, bazar buku, bazar UMKM, donor darah, diskusi kuliner, diskusi parenting, belajar ngaji Al-Qur’an metode 30 menit, diskusi buku dan kepenulisan, hingga puncaknya Indonesia Berzikir,” ujar Syahruddin, yang juga Ketua Umum Yayasan Rumah Berkah Nusantara.

Ia menambahkan sejumlah tokoh nasional telah menyatakan kesediaan hadir dalam kegiatan tersebut. Di antaranya Menteri Agama RI Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar serta Komisioner BAZNAS RI Prof. Dr. KH. Noor Achmad.

Selain itu, Indonesia Berzikir juga akan dihadiri oleh K.H. Manarul Hidayat (PBNU), K.H. Cholil Nafis, Ph.D (MUI), K.H. Adrian Mafatihallah Kariem, MA (Pengasuh Pondok Pesantren La Tansa), serta penampilan salah seorang qari internasional yang akan menambah kekhidmatan acara.

Syahruddin yang juga dikenal sebagai jurnalis dan dai itu menegaskan bahwa kegiatan ini bukan untuk menghakimi cara masyarakat merayakan tahun baru, melainkan menawarkan pilihan yang lebih reflektif dan bermakna.

“Kami hanya memberikan alternatif bagi masyarakat untuk menyambut tahun baru dengan muhasabah dan berzikir, agar kehidupan di masa depan menjadi lebih baik,” jelasnya.

Ia juga menyinggung kondisi bangsa yang tengah menghadapi berbagai musibah.

Menurutnya, bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia –khususnya di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat– seharusnya menggugah kepedulian bersama.

“Saudara-saudara kita di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat membutuhkan uluran tangan. Alangkah bijaksananya jika dana yang biasanya digunakan untuk membeli kembang api dialihkan untuk membantu mereka yang sedang tertimpa musibah,” lanjutnya.

Hal senada disampaikan Ketua Majelis Zikir Az-Zikra, K.H. Muhammad Abdul Syukur Yusuf.

Menurutnya, momentum pergantian tahun seharusnya diisi dengan kegiatan yang membawa kebaikan dan perbaikan diri.

“Sudahi kegiatan berhura-hura. Mari kita bermuhasabah dan mengisi tahun baru dengan berzikir, memperbanyak tilawah Al-Qur’an, serta bershalawat kepada Nabi,” ajaknya.

Kiai Abdul Syukur menegaskan bahwa muhasabah merupakan sarana untuk memperbaiki kualitas diri dan kehidupan ke depan.

“Kita semua sudah terlalu banyak berbuat dosa. Jangan sampai karena dosa dan kemaksiatan merajalela, kita lalai mengingat dan bahkan menjauh dari Allah. Mari kita mendekatkan diri kepada-Nya,” ujar Syukur, ulama yang bertempat tinggal di Kota Depok.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *